.:: Kisah Sebuah Ember Bocor ::.
September 12, 2013 at 2:58 pm Leave a comment
Sahabatku, ada sebuah cerita inspiratif yang semoga bisa menambah semangat hidup kita meskipun dengan berbagai kekurangan yang kita miliki.
Alkisah, ada seorang pemuda yang tinggal di rumah sederhana di sebuah desa terpencil. Untuk menyambung hidupnya, pemuda itu bekerja sebagai pengambil air sumur. Air itu digunakan untuk mengisi bak air di rumah majikan yang mempekerjaknnya.
Dengan pikulan dan ember kayu di sisi kiri dan kanan tubuhnya, sang pemuda tekun bekerja. Jalan sepanjang satu kilometer dilalui dengan riang. Sayangnya ember yang dibawa si pemuda salah satunya bocor. Jika yang satu bisa membawa air seember penuh sampai tujuan, ember yang satu lagi hanya bisa menyisakan setengah ember. Karena kondisi itu, setiap kali si pemuda mengisi air, ember bocor merasa kecewa karena tak bisa memberikan yang terbaik bagi pemiliknya.
Ia pun berkata pada sang pemuda. ” Tuan, saya sedih dan malu sekali. Saya meminta maaf,” ungkap si ember.
” Kenapa kamu sedih?” Tanya tuannya.
” Selama saya membantuTuan, saya hanya bisa menyumbangkan setengah ember air ke rumah majikan Tuan. Akibat kondisi saya, tuan harus bekerja lebih keras lagi.”
Mendengar keluhan ember bocor, pemuda itu terdiam sejenak. Namun, tak lama kemudian ia berkata,” Di perjalanan pulang nanti, coba lihat baik-baik tepian jalan yang kita lalui.”
Saat perjalanan pulang, si ember bocor pun memperhatikan tepi jalan yang mereka lewati.
Di bawah sorot hangat sinar matahari, bunga-bunga beraneka warna tumbuh berkembang dis epanjang jalan. Melihat pemandangan yang indah itu, si ember merasa terhibur hatinya.
“Hai emberku, lihatlah bunga yang tumbuh dan mekar di sisi sebelahmu, itu bisa terjadi karena aku sengaja menabur benih bunga di sisimu. Tahukah kamu mengapa aku melakukannya? Sebab dengan air yang terpancar dari bocoranmu tanpa disadari kamu telah menyiram bunga itu setiap kita melalui jalan ini. Indah sekali bukan? Bunga itu kupetik untuk dipajang di rumah majikan kita, kalau tak ada kamu, rumah majikanku barangkali tak seindah itu. Jadi seharusnya akulah yang berterimakasih padamu.” Kata si tukang air.
Mendengar semua perkataan itu, si ember bocor pun merasa senang dan bersyukur. Meski dirinya tak utuh lagi, ternyata hidupnya masih tetap bisa berguna serta membahagiakan orang lain.
Sahabatku, dari kisah diatas tersirat makna, janganlah kita larut dengan segala kekurangan dan kelemahan semata, sehingga timbul perasaan rendah diri dalam mengarungi hidup. Padahal sekecil apapun peran kita sepanjang menaburkan kebaikan, pastilah keindahan pula yang bisa kita petik kelak. Tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana pun kecilnya peranan pekerjaan yang kita emban, bila dilakukan dengan penuh tanggung jawab, pastilah akan memiliki nilai dan arti bagi orang lain. Tanamkan benih kebaikan dan sirami dengan penuh perhatian. Maka buah kebaikan yang akan kita petik, dan pastilah pula mampu mendatangkan kebahagiaan.
Senyum ^^
Entry filed under: AKHLAQ, KISAH TELADAN. Tags: Jangan Bersedih, Kisah Teladan.
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed